spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Koalisi Suara Rakyat TTS Desak Relokasi Cepat Korban Longsor Kuatae

SOE, TTS – Puluhan massa yang tergabung dalam Koalisi Suara Rakyat TTS menggelar aksi demo di Gedung DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kamis (25/9/2025). Mereka menuntut percepatan relokasi korban longsor di Desa Kuatae yang hingga kini, enam bulan pascabencana, belum juga mendapat kepastian pembangunan hunian tetap.

Aksi yang dipimpin Alfred Baun dan diikuti sekitar 60 orang ini berlangsung sejak pukul 10.30 WITA. Massa disambut Wakil Ketua DPRD TTS, Aris Nenobahan, bersama sejumlah anggota dewan. Kapolres TTS, AKBP Hendra Dorizen, juga turut hadir mengawal jalannya aksi. Tidak lama berselang, Bupati TTS Eduard Markus Lioe dan Wakil Bupati Jhony Army Konay bergabung dalam dialog dengan perwakilan massa di lobi DPRD.

Dalam pertemuan, Alfred menyoroti lambannya penanganan relokasi korban longsor. “Pak Bupati, kenapa proses relokasi korban tanah longsor di Desa Kuatae sangat lambat? Bahkan hingga saat ini masih ada korban yang bertahan di pengungsian di GOR Nekmese,” tegasnya. Ia mendesak pemerintah segera menentukan lokasi dan membangun hunian baru sebelum musim hujan datang.

Menjawab hal itu, Bupati Eduard Markus Lioe menjelaskan keterlambatan terjadi karena adanya perubahan lokasi relokasi. Rencana awal di Sonapolen, Kelurahan Cendana, batal karena kawasan tersebut merupakan hutan lindung dengan pepohonan padat yang berisiko bagi keselamatan warga. Pemda akhirnya memutuskan relokasi tetap dilakukan di Desa Kuatae, di atas tanah hibah keluarga Talan yang dinilai lebih aman.

Bupati menambahkan, BNPB telah menyatakan kesiapan membantu pembangunan rumah. Saat ini Pemda melalui BPBD tengah menyelesaikan kelengkapan administrasi. “Jalan masuk sudah dibuka, lokasi sedang dibersihkan. Minggu ini administrasi kita rampungkan dan langsung antar ke BNPB agar bisa segera ada alokasi anggaran,” ujarnya.

Diketahui, longsor di Desa Kuatae terjadi akibat curah hujan tinggi yang merusak puluhan rumah warga, jalan, dan kantor desa. Lebih dari 100 KK terdampak, sebagian mengungsi ke rumah keluarga, sebagian lainnya masih bertahan di GOR Nekmese. Kepala Desa Kuatae, Parco Paulus Salem, menyebut kondisi tanah di wilayah itu masih labil sehingga ancaman longsor tetap mengintai warga. (sys/ST)

Editor: Agus S

Most Popular