spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Energi Laut Flores Timur Jadi Harapan Baru Atasi Krisis Listrik di Pulau Flores

KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan komitmennya mendorong pemanfaatan energi arus laut di Flores Timur untuk mengatasi kekurangan listrik yang masih dialami Pulau Flores. Menurutnya, potensi besar arus laut di Selat Larantuka harus dimanfaatkan sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT) yang berkelanjutan.

“Potensi arus lautnya sangat besar dan bisa membantu mengatasi kekurangan listrik di Flores. Ini adalah bagian dari energi baru terbarukan yang mesti kita dorong,” ujar Gubernur Melki di Kupang, Selasa (21/10/2025).

Pernyataan itu disampaikan usai menerima audiensi tim Tidal Bridge Belanda yang tengah mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) Larantuka, proyek energi terbarukan yang terintegrasi dengan Jembatan Pancasila Palmerah di Selat Larantuka.

Melki mengakui, proyek yang sudah melalui studi kelayakan (feasibility study), analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), dan studi interkoneksi bersama PT PLN tersebut sempat stagnan selama hampir satu dekade. Kini, ia memastikan Pemprov NTT akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta lembaga terkait untuk mempercepat realisasi pembangunannya.

“Dalam sepuluh tahun terakhir ini belum ada perkembangan berarti. Pemerintah Provinsi NTT akan ikut memastikan proyek ini segera berjalan dan bisa menjadi pembangkit listrik baru bagi Flores yang kini dalam kondisi pasokan kritis,” tegasnya.

Proyek yang didukung pendanaan dari Bank Pembangunan Belanda (FMO/Invest International) ini diproyeksikan menghasilkan listrik hingga 100 megawatt (MW). Bila terealisasi, PLTAL Larantuka akan menjadi salah satu pembangkit arus laut pertama di Indonesia Timur yang memanfaatkan kekuatan pasang surut air laut sebagai sumber energi bersih.

Sementara itu, President Director PT Tidal Bridge Indonesia, Latif Gau, menjelaskan bahwa arus laut di wilayah NTT memiliki potensi ideal karena karakteristik geografis dan pola pasang surut yang kuat sepanjang tahun.

“Dari hasil observasi, NTT merupakan kawasan dengan potensi arus laut terbaik di Indonesia. Teknologi ini bisa menjadi solusi bagi energi berkelanjutan sekaligus membuka lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal,” kata Latif.

Namun, ia juga mengakui masih ada pekerjaan administratif yang harus diperbarui, termasuk dokumen amdal yang telah kedaluwarsa dan perlu disesuaikan dengan regulasi terbaru.

“Kami telah menjalin kerja sama dengan PT PLN sejak 2018, dan kami berharap pembaruan izin lingkungan bisa segera rampung agar proyek ini bisa segera masuk tahap konstruksi,” ujarnya.

Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi NTT dan pihak investor, proyek PLTAL Larantuka diharapkan menjadi simbol kemandirian energi dan langkah nyata menuju masa depan hijau di kawasan timur Indonesia. (ant/ST)

Most Popular