spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ketua Sinode GMIT Dorong Digitalisasi Pendidikan Kristen Lewat Aplikasi Berkarakter Kristus

SOE, TTS – Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pdt. Samuel Benyamin Pandie, S.Th, menyerahkan secara simbolis Aplikasi Pendidikan dan Rapor Berkarakter Kristus kepada 104 sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) To’isneno, Selasa (21/10/2025), di SMK Kristen Soe.

Penyerahan tersebut diterima langsung oleh Plt. Kepala SMK Kristen Soe, Yabes Nubatonis, S.H, disaksikan jajaran pengurus Yapenkris, antara lain BPP Pendidikan GMIT, Pdt. Norman Nenohai; Pembina Yapenkris, Pdt. Yunius Betty; Ketua Yapenkris To’isneno, Pdt. Nelson Liem; dan Sekretaris Yapenkris, Paulus Pobas.

Dalam sambutannya, Pdt. Nelson Liem mengungkapkan rasa syukur atas kunjungan Ketua Sinode GMIT yang untuk pertama kalinya hadir di SMK Kristen Soe. Ia menyebut kehadiran tersebut menjadi motivasi besar untuk terus memajukan sekolah-sekolah Kristen di bawah Yapenkris.

“Di bawah kepemimpinan Pdt. Samuel Benyamin Pandie, GMIT mengalami banyak kebangkitan dan inovasi, salah satunya lewat pengembangan aplikasi pendidikan berkarakter Kristus yang lahir dari SMK Kristen Soe,” ujarnya.

SMK Kristen Soe, lanjutnya, memiliki jurusan unggulan seperti Tata Busana, Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), dan Perjalanan Wisata, serta laboratorium komputer yang dinilai terlengkap di Kabupaten TTS. Menurutnya, peluncuran aplikasi tersebut merupakan bentuk adaptasi terhadap era teknologi 4.0 untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa meninggalkan nilai-nilai iman.

“Yang kita kembangkan ini adalah upaya menyiapkan sekolah-sekolah GMIT menghadapi era teknologi 4.0, dengan proses belajar yang efisien dan tetap berkarakter Kristus,” tegas Nelson.

Sementara itu, Pdt. Samuel Benyamin Pandie memberikan apresiasi tinggi kepada Yayasan To’isneno atas terobosan besar tersebut. Ia berharap aplikasi ini bisa menjadi model pendidikan berkarakter Kristus yang diadopsi lebih luas, bahkan oleh sekolah negeri.

“Aplikasi ini adalah langkah maju yang luar biasa. Saya berharap bisa digunakan secara luas dan menjadi model pendidikan berkarakter Kristus di NTT,” katanya.

Ia menegaskan visi GMIT adalah mewujudkan pendidikan Kristen yang menghasilkan generasi berkhidmat, pancasilais, dan berdaya saing global. Untuk itu, beberapa sekolah akan dijadikan pilot project dengan dukungan fasilitas, kurikulum, dan manajemen yang lebih baik.

Sejak 2024, GMIT telah meluncurkan 13 sekolah unggul dan terus mengembangkan jaringan pendidikan melalui kolaborasi dengan pemerintah, terutama dalam penyelarasan standar pendidikan dan nilai-nilai iman.

Terkait penerapan aplikasi, Pdt. Samuel menegaskan bahwa digitalisasi harus dimanfaatkan secara nyata dan berkelanjutan.

“Aplikasi ini bukan untuk gagah-gagahan, tapi untuk digunakan dan dievaluasi. Jika sistem sudah terdigitalisasi, maka kita masuk dalam kebiasaan baru yang lebih tertib dan transparan,” jelasnya.

Ia juga mendorong sekolah-sekolah Kristen memperkuat pendidikan terapan dan kerja sama dengan dunia usaha serta industri, agar mampu mencetak lulusan yang beriman sekaligus siap kerja.

Penulis: Erik Sanu
Editor: Agus S

Most Popular