LABUAN BAJO – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bersama Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Johni Asadoma, meninjau sejumlah infrastruktur strategis di Kabupaten Manggarai Barat pada Jumat (14/11/2025). Kunjungan ini menyoroti percepatan peningkatan kapasitas Bandara Komodo serta penyelesaian proyek-proyek jalan vital yang berdampak langsung pada konektivitas dan ekonomi masyarakat.
Setibanya di Bandara Internasional Komodo, rombongan disambut Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, Wakil Bupati Yulianus Weng, serta sejumlah pejabat daerah dan kementerian. Kepala Bandara Komodo, Ceppy Triyono, memaparkan bahwa trafik penumpang meningkat 8–10 persen per tahun, dengan total 954.614 penumpang sepanjang 2025. Pembukaan rute internasional Labuan Bajo–Singapura ikut mendorong lonjakan signifikan, mencapai 470 ribu penumpang pada semester pertama 2025.
Namun, sejumlah tantangan masih ditemui, seperti belum tersedianya terminal kargo sehingga produk unggulan perikanan—kerang, kerapu, lobster—harus dikirim lewat bandara lain. Pengembangan rute potensial Makassar dan Waingapu juga belum terealisasi. Bandara menargetkan pembangunan terminal kargo pada 2030, optimalisasi sistem kelistrikan pada 2026, serta perluasan terminal penumpang untuk meningkatkan kenyamanan pengguna.
Dalam dialog bersama Menko AHY, Wagub Johni Asadoma menekankan bahwa air bersih, irigasi skala kecil, dan kondisi jalan provinsi menjadi prioritas utama pembangunan di NTT. Ia menyebutkan bahwa embung irigasi lebih realistis dan berdampak cepat dibandingkan pembangunan bendungan besar.
Menanggapi hal itu, AHY menegaskan bahwa Bandara Komodo masuk program super prioritas pemerintah untuk memperkuat ekosistem pariwisata Labuan Bajo sebagai destinasi kelas dunia. Ia menyoroti pentingnya peningkatan fasilitas udara, kapasitas terminal, layanan kargo, serta proses administrasi yang lebih cepat bagi wisatawan internasional.
AHY juga menyoroti kondisi jalan Labuan Bajo–Reo yang rusak dan berpengaruh pada rantai pasok pertanian dan peternakan. Ia memastikan percepatan penanganan ruas tersebut, termasuk pengaspalan dan perbaikan struktur jalan pada titik rawan.
Rombongan kemudian meninjau progres perbaikan alinyemen jalan menuju Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu. Pekerjaan zona A, B, dan C telah mencapai 99,23 persen. Sementara itu, pembangunan Jalan Lintas Utara Flores sepanjang 141 km ditargetkan memangkas waktu tempuh Labuan Bajo–Reo dari 6–7 jam menjadi 3–4 jam. Dari total ruas, 88 km masih menunggu alokasi anggaran untuk tahap 2026–2027.
AHY menegaskan komitmennya mengawal penyelesaian proyek-proyek tersebut karena dinilai krusial bagi konektivitas, peningkatan hasil pertanian dan peternakan lokal, serta pembukaan potensi pariwisata baru di kawasan utara Flores.
Kunjungan kerja ini menegaskan sinergi kuat antara pemerintah pusat dan Pemprov NTT dalam percepatan pembangunan infrastruktur strategis. AHY menutup kunjungan dengan harapan agar seluruh intervensi pembangunan mampu memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat dan seluruh wilayah NTT. (Sys/ST)

