spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BMKG Imbau Petani Manggarai Barat Waspadai Cuaca Dinamis di Musim Kemarau

LABUAN BAJO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau para petani di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mewaspadai kondisi cuaca yang dinamis sepanjang Agustus 2025, meskipun wilayah ini tengah berada dalam periode musim kemarau.

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, menyampaikan bahwa meskipun secara umum wilayah Manggarai Barat berada pada zona musim kemarau, masih terdapat potensi hujan dengan intensitas rendah hingga menengah.

“Meskipun berada di musim kemarau, masih ada potensi terjadi hujan dengan kategori rendah hingga menengah,” ujarnya saat dihubungi di Labuan Bajo, Jumat (1/8/2025).

Maria mengingatkan para petani yang berencana melakukan penanaman untuk mempertimbangkan jenis tanaman yang tahan terhadap kekeringan, namun tetap toleran terhadap hujan lokal yang bisa saja terjadi.

“Gunakan air secara bijak dan manfaatkan informasi prakiraan cuaca atau iklim untuk perencanaan tanam,” tambahnya.

Berdasarkan hasil analisis BMKG, curah hujan di bulan Agustus 2025 diperkirakan berada pada kategori rendah hingga menengah, dengan sifat hujan yang berada di atas normal dibandingkan dengan rata-rata klimatologis.

Daerah yang diperkirakan akan mengalami curah hujan rendah (sekitar 51–100 mm) meliputi Kecamatan Komodo, Boleng, Sano Nggoang, sebagian wilayah Mbeliling, Lembor, serta wilayah kepulauan seperti Pulau Komodo, Rinca, dan Padar.

Sementara itu, wilayah yang diprediksi mengalami curah hujan kategori menengah antara lain Kecamatan Kuwus, Welak, Macang Pacar, Lembor Selatan, sebagian wilayah Mbeliling lainnya, dan Ndoso.

Selain imbauan kepada petani, Maria juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan saat membuka kebun. Menurutnya, kondisi angin kering pada musim kemarau dapat memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meluas.

“Diharapkan masyarakat menghindari pembakaran lahan saat membuka kebun, mengingat kondisi angin kering yang dapat memicu meluasnya kebakaran hutan dan lahan,” tegasnya.

BMKG juga menganjurkan masyarakat untuk terus mengikuti informasi cuaca terkini dari kanal resmi agar dapat merencanakan aktivitas pertanian dan kebun secara lebih aman dan tepat waktu. (ant/ST)

Editor: Agus S

Most Popular