spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Baru 9 Persen, Realisasi Dapur MBG di NTT Masih Jauh dari Target

KUPANG – Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa hingga awal Agustus 2025, jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah terbentuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) baru mencapai 50 unit atau sekitar 9 persen dari total target sebanyak 585 SPPG.

“Sampai hari ini capaian SPPG di NTT baru tercapai sekitar sembilan persen dari total target 585,” ujar Staf Khusus BGN, Redy Hendra, dalam konferensi pers di Kupang, Senin (4/8/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Redy menyusul insiden keracunan massal yang dialami ratusan siswa di Kota Kupang pada 22 Juli lalu, yang diduga disebabkan oleh konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 8 Kupang.

Redy menjelaskan, meski baru mencapai 50 SPPG, dapur-dapur tersebut telah melayani sekitar 143 ribu anak di berbagai wilayah NTT. Ia menyebut angka tersebut akan terus bertambah hingga akhir 2025, seiring dengan upaya percepatan penyediaan layanan gizi.

Namun, Redy tak menampik bahwa pelaksanaan MBG, khususnya di wilayah NTT, masih memiliki banyak kekurangan. Ia pun mengajak berbagai pihak untuk terlibat aktif dalam memberi masukan dan kritik yang konstruktif demi penyempurnaan program.

“Pelaksanaan MBG ini memang masih baru, masih banyak kekurangan. Karena itu kami sangat membutuhkan masukan dari orang tua, guru, siswa, bahkan media, agar program ini bisa berjalan semakin baik,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa program MBG merupakan kebijakan strategis yang juga telah dijalankan di sejumlah negara lain—baik negara berkembang maupun negara maju—dan terbukti membawa dampak positif bagi pemenuhan gizi anak.

“Kami menyiapkan sistem pelaporan, termasuk melalui website resmi BGN. Kalau ada menu yang tidak layak atau ditemukan kendala, masyarakat bisa langsung melaporkan. Laporan itu akan kami teruskan ke SPPG yang bersangkutan,” kata Redy.

Sebelum konferensi pers, tim BGN bersama BPOM dan Kantor Komunikasi Kepresidenan telah meninjau langsung dapur SPPG Kelapa Lima I, yang selama ini menjadi penyuplai makanan MBG ke SMPN 8 Kupang.

Redy menegaskan bahwa pendistribusian makanan dari dapur tersebut saat ini dihentikan sementara, menyusul peristiwa keracunan yang masih menyisakan trauma di kalangan siswa dan orang tua.

“Mudah-mudahan ke depan program ini semakin baik lagi. Karena kami yakin, tujuan dari program yang dijalankan oleh Bapak Presiden ini sangat mulia,” tutupnya. (ant/ST)

Editor: Agus S

Most Popular