spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Disorot Lambatnya Penanganan Kasus, Kapolres TTS Direspons Positif usai Turun Langsung Temui Pendemo

SOE, TTS – Suasana sempat memanas di halaman Mapolres Timor Tengah Selatan (TTS), Selasa (5/8/2025), saat ratusan massa dari berbagai organisasi menggelar unjuk rasa menuntut kejelasan penanganan kasus hukum oleh penyidik kepolisian.

Namun, tensi tinggi itu perlahan mencair ketika Kapolres TTS yang baru, AKBP Hendra Dorizen, S.I.K., S.H., M.H., turun langsung menemui mereka dengan sikap tenang dan penuh empati.

Aksi protes ini dipimpin oleh massa gabungan dari Aliansi Gerakan Perubahan (AGP), PRABU Kebangkitan Nusantara, AGRA NTT, Front Mahasiswa Nasional (FMN) Kupang, dan ITA-PKK. Mereka membawa dua tuntutan utama: segera menuntaskan kasus dugaan pungutan liar di Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, dan mengusut dugaan pengeroyokan terhadap Ardi A. Talan, yang diduga melibatkan Kepala Dusun Mnelalete, Wildi Alnaben, serta seorang guru P3K, Yamres Tefnai.

Koordinator aksi, Niko Mana’o, dalam orasinya menyampaikan bahwa mereka hadir bukan sekadar memprotes, tetapi karena percaya pada keadilan yang masih bisa ditegakkan. Harapan besar disematkan kepada Kapolres baru yang dianggap bisa membawa angin segar di tubuh Polres TTS.

“Kami datang karena kami percaya hukum masih bisa ditegakkan. Kami percaya, Kapolres TTS sebagai pemimpin baru, mampu berdiri di atas kebenaran,” teriak Niko di tengah orasi.

Niko juga menegaskan bahwa kepercayaan rakyat hari itu dititipkan penuh kepada Kapolres Dorizen, yang baru beberapa minggu menjabat di Polres TTS. Mereka ingin agar semua laporan masyarakat yang selama ini belum ditindaklanjuti bisa menjadi prioritas dalam kepemimpinannya.

Yang mengejutkan, AKBP Hendra Dorizen tidak hanya menanggapi dari balik mikrofon atau perantara perwira. Ia keluar dari kantor, berdiri di tengah massa, menyapa satu per satu, dan berdialog langsung tanpa sekat. Senyumnya ramah, tutur katanya tenang, namun tegas.

“Kalau Bapak Mama datang ke sini, itu artinya kita sama-sama pejuang. Dan pejuang itu harus didengar. Kami di Polres butuh masukan, butuh kolaborasi. Jangan ragu untuk bicara, karena saya akan jawab,” ucap Kapolres Dorizen, yang langsung mendapat respons simpatik dari peserta aksi.

Tak berhenti di situ, jawaban tegas pun dilontarkan Dorizen terkait lambannya penanganan kasus yang dikeluhkan.

“Ngapain kita tunggu lama? Hari ini juga kita jawab. Kita kerja hari ini, bukan nanti,” katanya lantang, di hadapan Kabag Ops, Kasat Intel, Kasat Reskrim, dan sejumlah perwira utama lainnya.

Seketika, suasana yang semula penuh tekanan berubah menjadi gelombang penghormatan dan pujian. Teriakan yang awalnya mendesak kini menjadi seruan antusiasme.

“Ini baru pemimpin!”
“Cepat respon, ini baru polisi rakyat!”
“Hidup Kapolres! Ini sejarah bagi kami,” terdengar dari berbagai sudut kerumunan massa.

Momen itu menjadi titik balik. Dari yang awalnya demonstrasi penuh protes, berubah menjadi panggung dialog yang terbuka. Bahkan, Kapolres mengajak seluruh peserta aksi masuk ke halaman dalam Mapolres untuk berfoto bersama.

“Gedung ini milik rakyat, mari kita foto bersama sebagai tanda persaudaraan,” ajaknya, disambut antusias oleh massa.

Koordinator aksi, Niko Mana’o, mengaku takjub atas respons langsung Kapolres yang dianggap sebagai sesuatu yang sangat langka dalam pengalaman organisasinya.

“Saya ini sudah biasa aksi. Tapi baru kali ini saya mendapatkan jawaban langsung dari Kapolres di depan massa, tanpa diwakili, tanpa disuruh tunggu. Ini sejarah buat saya pribadi,” ungkap Niko kepada wartawan.

Ia juga menyampaikan bahwa seluruh laporan kasus yang selama ini mandek, kini mereka titipkan langsung ke pundak AKBP Dorizen.

“Kami percaya dan menitipkan semua laporan kasus yang belum ditindaklanjuti di pundak Bapak Kapolres. Kami pulang hari ini dengan puas,” tutupnya.

Aksi berakhir damai. Massa bubar tertib, dan meninggalkan Mapolres dengan penuh harapan. (Sys/ST)

Editor: Agus S

Most Popular