spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Menteri P2MI Tekankan Prosedur Resmi bagi Calon Pekerja Migran, Ungkap Peluang dan Upah Tinggi di Luar Negeri

LABUAN BAJO – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengingatkan para siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Labuan Bajo untuk selalu mengikuti prosedur resmi jika ingin bekerja di luar negeri. Pesan ini ia sampaikan dalam kuliah umum bertajuk Migran Kompeten – Migrasi Aman dari Vokasi untuk Dunia di SMKN 1 Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurutnya, banyak kasus kekerasan yang menimpa pekerja migran disebabkan keberangkatan non-prosedural.

“Kenapa pekerja migran banyak mengalami kekerasan? Karena mereka berangkat tidak ikut aturan atau non-prosedural. Kalau ikut aturan, tidak akan terjadi kekerasan karena terdata oleh negara,” tegasnya.

Karding menambahkan, PMI yang berangkat secara resmi akan mendapatkan perlindungan penuh, termasuk hak-hak ketenagakerjaan. Ia juga mengimbau calon PMI untuk meningkatkan keterampilan di bidang yang akan digeluti serta menguasai bahasa asing.

Selain kemampuan teknis, ia menilai sikap, mental, dan etika juga sangat menentukan kesuksesan di luar negeri.

“Kita harus memahami budaya negara tujuan. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Jangan pergi tanpa tahu seperti apa negara orang. Kita harus paham betul budayanya,” ujarnya.

Menteri P2MI itu juga memaparkan berbagai peluang kerja dengan upah tinggi di luar negeri. Misalnya, gaji perawat di Jepang mencapai Rp25 juta per bulan, sedangkan di Amerika Serikat dan Kanada berkisar Rp50 juta hingga Rp100 juta. Peluang lainnya terbuka di sektor perikanan, jasa pelayanan, dan industri.

Ia mencontohkan kondisi di Jepang yang kini menghadapi penuaan penduduk.

“Rata-rata usia lansia di Jepang 97–100 tahun, sementara anak muda mereka banyak yang tidak punya anak. Dalam enam tahun, mereka kekurangan 900 ribu tenaga kerja,” jelasnya.

Selain pendapatan besar, Karding menilai bekerja di luar negeri memberikan pengalaman, pengetahuan, dan jaringan internasional.

“Misalnya kerja di Jepang di hotel. Saat kembali dan jadi manajer hotel di sini, jaringan internasional itu bisa membantu pemasaran. Teman internasional penting saat ini,” katanya.

Ia menegaskan, PMI yang bekerja profesional dan prosedural turut menjadi duta bangsa di mata dunia.

“Kita bantu Indonesia di luar negeri dengan bekerja profesional, melayani dengan baik. Image orang Indonesia itu ulet, sopan, ramah, jujur, dan pekerja keras. Ini sangat membantu,” tutupnya. (ant/ST)

Editor: Agus S

Most Popular