KUPANG – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat peningkatan akses pendidikan menengah dalam dua tahun terakhir. Gubernur NTT, Melki Laka Lena, menyebut angka partisipasi kasar naik dari 88,66 persen pada 2023 menjadi 89,20 persen pada 2024, sementara angka partisipasi murni meningkat dari 58,15 persen menjadi 60,73.
Selain itu, rata-rata lama sekolah juga menunjukkan perbaikan meski perlahan, dari 8,01 tahun menjadi 8,02 tahun. Untuk mendukung capaian tersebut, sejak 2023 hingga 2025 pemerintah telah membangun 64 sekolah baru—36 unit pada 2023, 18 unit pada 2024, dan 10 unit pada 2025. “Sehingga saat ini jumlah sekolah menengah di NTT mencapai 1.033 unit yang terdiri atas 624 SMA, 60 SMK, dan 49 SLB,” kata Melki di Kupang, Rabu (20/8/2025).
Sebagai bagian dari visi, misi, tujuh pilar, dan dasa cita kepemimpinan periode 2025–2030, Pemprov NTT juga memperkuat akses ke perguruan tinggi dan pendidikan kedinasan. Hingga akhir Mei 2025, tercatat 2.137 siswa mengikuti program pendampingan penuh. Dari jumlah itu, 1.874 siswa menuntaskan pendaftaran daring, 1.032 lolos seleksi administrasi, 479 lolos tahap akademik dan psikotes, 215 mencapai tahap akhir, dan 124 siswa resmi diterima di TNI, Polri, serta perguruan tinggi kedinasan.
Untuk jalur reguler, capaian juga menggembirakan. Tahun 2025, sebanyak 4.642 siswa asal NTT diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), terdiri dari 1.511 siswa melalui jalur prestasi (SNBP) dan 3.131 siswa lewat jalur tes (SNBT).
“Kita terus berupaya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan melalui pembangunan sarana prasarana sekolah serta rekomendasi pendirian sekolah baru,” tegas Melki.
Dukungan bagi siswa kurang mampu juga diperkuat. Selain Program Indonesia Pintar dari pemerintah pusat, Pemprov NTT mengalokasikan beasiswa Quick Wins Melki–Johni senilai Rp3,09 miliar bagi 1.291 siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu.
Melki berharap, dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai, para pelajar NTT semakin bergairah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. (ant/ST)
Editor: Agus S