KUPANG – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih tinggi dengan dominasi gempa erupsi dan hembusan.
Pengamat Gunung Api Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, menjelaskan berdasarkan laporan evaluasi mingguan, tercatat sebanyak 2.001 kali gempa erupsi dan 1.938 kali gempa hembusan.
“Selain itu, juga tercatat 13 kali tremor harmonik, 36 kali tremor non-harmonik, satu kali gempa hibrid, satu kali gempa vulkanik dangkal, tujuh kali gempa vulkanik dalam, serta sembilan gempa tektonik yang terdiri atas dua gempa lokal dan tujuh gempa jauh,” kata Stanislaus di Kupang, Selasa (7/10/2025).
PVMBG melaporkan bahwa energi kegempaan yang diestimasi melalui metode RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurements) menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Data diperoleh melalui Stasiun BTP yang terus memantau aktivitas gunung tersebut.
Dari sisi deformasi, hasil pengukuran dengan Electronic Distance Measurement (EDM) menunjukkan adanya fluktuasi jarak miring yang cenderung memendek, menandakan tekanan di dalam tubuh gunung masih berlangsung.
Secara visual, aktivitas hembusan dan erupsi masih tinggi dengan peningkatan jumlah kejadian. PVMBG menyebut tinggi kolom erupsi relatif stabil, meski pengamatan kadang terganggu cuaca. Suara dentuman dan gemuruh juga kembali terdengar lebih sering sejak gempa terasa pada 15 September 2025.
Sejak awal Juni 2025, aliran lava teramati mengarah ke sektor selatan, tenggara, dan barat. Berdasarkan pantauan tanggal 7 Juni 2025, lava di sektor tenggara mencapai 1.200 meter dari bibir kawah, sektor selatan sekitar 700 meter, dan sektor barat sekitar 300 meter.
“Pergerakan lava kini mulai melambat atau bahkan berhenti,” ujarnya menambahkan.
Lontaran material pijar masih teramati ke berbagai arah dengan jarak maksimal sekitar 1.500 meter ke utara dan timur laut, sempat menyebabkan kebakaran vegetasi di lereng gunung yang kini telah padam.
Sejak peningkatan status menjadi Level III (Siaga) pada 2 Juli 2025, aktivitas erupsi cenderung stabil, dan jarak lontaran material pijar kini berkurang menjadi sekitar 300 meter dari bibir kawah.
PVMBG menegaskan bahwa dominasi gempa erupsi dan hembusan menandakan aktivitas vulkanik masih kuat di bagian dangkal atau permukaan. Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok diimbau tidak beraktivitas dalam radius yang direkomendasikan PVMBG serta tetap waspada terhadap potensi hujan abu dan guguran material pijar. (ant/ST)

