KUPANG – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kupang mengimbau masyarakat agar tidak membuang obat kedaluwarsa atau rusak secara sembarangan. Warga diminta memanfaatkan apotek terdekat sebagai tempat pembuangan khusus sampah obat, demi mencegah pencemaran lingkungan sekaligus penyalahgunaan obat bekas.
Plt Kepala BBPOM Kupang, Yoseph Nahak, menjelaskan gerakan nasional bertajuk “Ayo Buang Sampah Obat” kini mulai digencarkan di Kota Kupang. Program ini digagas sebagai bentuk edukasi publik karena sampah obat memiliki risiko berbeda dengan sampah domestik biasa. “Apotek punya posisi strategis. Warga yang datang menebus obat bisa sekalian membawa sampah obat dari rumahnya untuk dibuang di tempat yang tepat,” ujarnya, Senin (23/9/2025).
Saat ini terdapat enam apotek di Kota Kupang yang menjadi lokasi uji coba, yaitu Apotek Crystal BTN, Apotek Kairos Perumnas, Apotek Kimia Farma Lippo, Apotek Bahari Alak, dan Apotek Rilex Farma Bakunase. Sampah obat yang terkumpul nantinya akan didata dan dimusnahkan sesuai prosedur, baik oleh pihak apotek maupun bersama BBPOM Kupang.
Menurut Yoseph, gerakan ini penting untuk menutup peluang penyalahgunaan obat bekas. Ia mencontohkan kasus vaksin palsu pada masa pandemi Covid-19, yang salah satunya bersumber dari sampah obat tidak terkelola dengan baik. “Obat kedaluwarsa bisa saja dikumpulkan, dikemas ulang, lalu dijual kembali oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Ini sangat berbahaya,” tegasnya.
Selain mencegah penyalahgunaan, pemilahan sampah obat sejak awal juga dinilai mampu meminimalkan risiko pencemaran lingkungan. Dengan tidak mencampur sampah obat bersama sampah lain, pengelolaan di tempat pembuangan akhir menjadi lebih mudah dan aman. Yoseph menambahkan, langkah BBPOM Kupang ini juga mendukung program Pemerintah Kota Kupang yang tengah menggencarkan sistem pengelolaan sampah terpadu. “Kalau Pemkot fokus pada sampah umum, maka BBPOM menangani sampah obat. Jadi keduanya saling melengkapi,” jelasnya.
Ke depan, BBPOM Kupang menargetkan semakin banyak apotek yang menyediakan fasilitas khusus ini sehingga masyarakat lebih mudah mengaksesnya. “Harapan kami, gerakan buang sampah obat makin dikenal luas, dan masyarakat terbiasa membuang obat kedaluwarsa ke apotek, bukan ke tempat sampah biasa,” pungkas Yoseph. (ant/ST)
Editor: Agus S

