KUPANG – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menekankan pentingnya penguatan mekanisme keamanan pangan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), menyusul insiden gangguan kesehatan yang dialami ratusan siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 22 Juli 2025.
Deputi III Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Elin Herlina, menyampaikan bahwa penanganan insiden pangan harus dilandasi oleh kolaborasi dan koordinasi lintas sektor, baik di tingkat pusat maupun daerah.
“Hal penting dalam mekanisme penanganan insiden keamanan pangan adalah kolaborasi, koordinasi, dan sinergi yang baik antar pihak. Ini menjadi kunci agar masalah serupa tidak terulang,” ujar Elin dalam konferensi pers di Kupang, Senin (4/8/2025).
Elin menjelaskan, setelah kejadian tersebut, BPOM langsung berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN), Dinas Kesehatan, SPPG, serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPOM untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan MBG di NTT.
Ia menyebut pengawasan dilakukan secara ketat terhadap sejumlah aspek penting, termasuk higienitas dapur, sanitasi, pengendalian suhu penyimpanan makanan, serta faktor pendukung lainnya yang berdampak langsung terhadap keamanan pangan anak-anak sekolah.
“Mekanisme ini bertujuan mengidentifikasi akar masalah dan memastikan intervensi perbaikan dapat dilakukan segera,” jelasnya.
Menurut Elin, respons cepat yang dilakukan pemerintah daerah di NTT dalam menangani kasus ini patut diapresiasi. Ia mencatat bahwa koordinasi antara UPT BPOM, Dinkes, dan SPPG berjalan cukup baik, termasuk dalam penelusuran sampel makanan dan pengumpulan data untuk keperluan kajian ilmiah.
“Penanganan insiden di NTT ini bisa dijadikan model praktik baik bagi daerah lain yang juga melaksanakan program MBG,” imbuhnya.
BPOM, lanjut Elin, juga telah menyampaikan hasil investigasi secara resmi melalui surat Kepala BPOM kepada Kepala Badan Gizi Nasional. Surat tersebut memuat rekomendasi khusus, termasuk kepada SPPG Kelapa Lima I yang menjadi penyuplai makanan ke SMPN 8 Kupang.
Sebelum jumpa pers digelar, perwakilan BGN, BPOM, dan instansi terkait telah meninjau langsung SPPG dan lokasi sekolah untuk melakukan diskusi teknis guna merumuskan langkah perbaikan ke depan.
“BPOM berkomitmen untuk terus hadir dan mendukung penguatan sistem identifikasi dan intervensi keamanan pangan di seluruh Indonesia,” tutup Elin. (ant/ST)
Editor: Agus S