SOE, TTS — Ratusan hektare sawah di Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), terancam gagal panen setelah empangan irigasi jebol dan aliran air ke lahan pertanian terputus. Petani menyebut respons Dinas Pertanian lamban, sementara tanaman padi yang tengah tumbuh mulai mengering.
“Kami sudah lapor sejak beberapa hari lalu, tapi sampai sekarang belum ada langkah cepat dari dinas. Kalau dibiarkan, sawah bisa kering total dan kami rugi miliaran rupiah,” ujar Denli Dethan, petani setempat, di SoE, Sabtu (18/10/2025).
Menurut Denli, kerusakan berdampak pada sekitar 400 hektare lahan yang selama ini bergantung pada pasokan air empangan. Ia juga menyinggung janji bantuan alat berat saat pembangunan awal, namun petani diminta menanggung ongkos mobilisasi hingga Rp6 juta. “Empangan ini sumber utama air. Kalau tidak segera diperbaiki, kami tidak bisa tanam lagi,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) TTS, Jeck Benu, menyatakan telah menyiapkan alat berat untuk perbaikan darurat, namun biaya bahan bakar diminta ditanggung petani karena keterbatasan anggaran operasional dinas. “Kami siapkan alat dan petani siapkan BBM. Kita kolaborasi,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Senin (20/10/2025).
Jeck menegaskan skema kolaborasi dipilih agar perbaikan bisa dikerjakan segera sambil menunggu dukungan anggaran. Sementara para petani mendesak pemerintah daerah turun cepat mencegah meluasnya dampak kekeringan yang dinilai berpotensi mengganggu ketahanan pangan lokal. (Sys)

