LABUAN BAJO – Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian terhadap empat warga yang masih hilang pasca banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa yang terjadi pada Senin (8/9) itu sebelumnya menelan delapan korban, empat di antaranya ditemukan meninggal dunia.
Kepala Pelaksana BPBD Nagekeo, Agustinus Pone, menegaskan jumlah korban yang valid adalah delapan orang, bukan 10 seperti informasi yang sempat beredar. “Korban banjir bandang berjumlah delapan orang, empat korban meninggal dunia, dan empat lainnya dilaporkan hilang,” katanya saat dihubungi dari Labuan Bajo, Rabu (10/9/2025).
Para korban merupakan warga yang tinggal di bantaran sungai. Rumah mereka tersapu arus deras ketika banjir menghantam permukiman. Tim BPBD bersama SAR telah berupaya membuka akses jalan yang tertutup material banjir. Namun, akses menuju Desa Sawu masih sangat terbatas karena jembatan penghubung putus, sehingga hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Untuk sementara, bantuan beras dari Dinas Sosial Nagekeo telah disalurkan ke posko Kecamatan Mauponggo. Namun, distribusi ke warga masih menunggu proses identifikasi penerima manfaat karena sebagian warga terdampak diketahui bermukim di desa lain.
Selain korban jiwa, bencana juga merusak jaringan air bersih, listrik, dan telekomunikasi di 18 desa yang tersebar di Kecamatan Mauponggo dan Nangaroro. “Sebanyak 18 desa ini sudah kami lakukan perbaikan atau pembersihan material sehingga tidak terisolasi. Tinggal satu dusun dan satu desa di Kecamatan Nangaroro yang belum bisa diakses,” jelas Agustinus.
Ia menambahkan, suplai air bersih kini dilakukan dengan tiga mobil tangki setelah hampir seluruh desa diketahui mengalami kerusakan jaringan air minum. (ant/ST)
Editor: Agus S