spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Gerakan Kemanusiaan Melawan Kemiskinan dan Stunting di NTT

KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena menegaskan bahwa penghapusan kemiskinan ekstrem dan percepatan penurunan stunting bukan sekadar target angka dalam laporan, melainkan gerakan kemanusiaan yang menyentuh masa depan manusia NTT.

Pernyataan itu disampaikan Melki saat membuka kegiatan Koordinasi dan Kolaborasi Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, dan Lintas Sektor dalam Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Aston Kupang, Senin (27/10/2025).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tersebut diikuti oleh berbagai unsur, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, hingga mitra pembangunan.

“Kita semua disatukan oleh satu panggilan kemanusiaan: memastikan anak-anak dan keluarga di NTT hidup sehat, sejahtera, dan bermartabat,” ujar Melki.

Ia menyoroti kondisi NTT yang hingga kini masih menghadapi tantangan besar. Berdasarkan data tahun 2024, tingkat kemiskinan di provinsi tersebut tercatat masih tinggi, sementara angka stunting juga belum menunjukkan penurunan signifikan. Melki menilai situasi itu bukan sekadar statistik di atas kertas, melainkan cerminan nyata perjuangan masyarakat yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan komitmen bersama.

“Upaya penghapusan kemiskinan dan stunting harus dimulai dari keluarga—dari ibu hamil, anak baduta, hingga lansia,” tegasnya.

Pemerintah Provinsi NTT, lanjutnya, terus menggerakkan lima langkah Quick Wins BKKBN yang meliputi Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting), penguatan Posyandu, Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), dan program Lansia Berdaya (SIDAYA). “Semua program ini mencerminkan semangat gotong royong membangun manusia NTT dari bawah, dari keluarga hingga komunitas,” jelasnya.

Selain fokus pada aspek kesehatan dan sosial, Gubernur Melki juga menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi rakyat melalui gerakan Beli NTT, One Village One Product, NTT Mart, dan Dapur Flobamorata. Menurutnya, inisiatif tersebut mampu memperkuat ekonomi lokal agar uang berputar lebih lama di daerah, membuka lapangan kerja, dan menumbuhkan kebanggaan terhadap produk-produk NTT.

“Gotong royong adalah napas pembangunan kita. Seperti yang diwariskan Bung Karno di Ende, semangat itu harus terus hidup di setiap langkah kita melawan kemiskinan dan stunting,” katanya.

Menutup sambutannya, Gubernur Melki menegaskan bahwa tidak akan ada NTT yang maju tanpa keluarga yang sejahtera dan anak-anak yang sehat.

“Mari satukan langkah menuju NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (Sys/ST)

Most Popular