KUPANG, NTT – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun sumber daya manusia unggul dan memperkuat ekonomi daerah. Hal ini disampaikan usai menerima dua audiensi strategis di ruang kerjanya, Kamis (9/10/2025), yang berfokus pada peningkatan kualitas guru dan pengembangan perkebunan kakao di NTT.
Audiensi pertama dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., bersama Ketua PGRI NTT, Dr. Semuel Haning, S.H., M.H., dan jajaran pengurus. Dalam pertemuan itu, Gubernur Melkiades menekankan komitmen pemerintah daerah untuk terus memperkuat kapasitas dan profesionalisme guru di seluruh pelosok NTT.
“Kami berdiskusi hangat tentang bagaimana memperkuat peran dan kapasitas guru agar pendidikan di NTT benar-benar menjadi lebih hebat. Terima kasih kepada PGRI yang terus hadir membantu mencerdaskan generasi muda di seluruh pelosok NTT,” ujar Gubernur Melkiades.
Usai berdialog dengan PGRI, Gubernur bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda, menerima tim dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang diwakili Normansyah Hidayat, serta Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) NTT, Adi Setiawan.
Pertemuan tersebut membahas rencana pengembangan besar sektor kakao di NTT melalui program hulu–hilir terpadu yang dijadwalkan mulai berjalan pada tahun 2026. Program ini akan dijadikan model nasional dan dimulai dari Zuzuzea, Nangapenda, Kabupaten Ende. Konsepnya mencakup seluruh rantai produksi — mulai dari pembibitan, peremajaan tanaman, panen, pengolahan hasil, hingga pemberian beasiswa bagi sumber daya manusia (SDM) lokal.
“NTT punya potensi luar biasa di sektor kakao dan kelapa. Yang penting, kita mulai dulu dari yang ada — besar kecilnya bukan soal, yang utama adalah langkah nyata yang bisa jadi contoh bagi daerah lain,” tegasnya.
Menurut Gubernur Melkiades, inisiatif pengembangan kakao ini sejalan dengan Dasa Cita pertama Pemerintah Provinsi NTT, yakni membangun rantai pasok yang efisien dari hulu ke hilir serta memberikan perlindungan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan.
Ia menegaskan, keberhasilan program besar ini hanya bisa terwujud melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. “Dengan semangat kolaborasi, mari kita jadikan guru-guru hebat dan kebun kakao NTT yang produktif sebagai dua pilar penting bagi masa depan Nusa Tenggara Timur yang maju, sejahtera, dan berdaya saing,” pungkasnya. (Sys/ST)
Editor: Agus S

