KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, mengajak Gereja Katolik dan seluruh umat untuk menghayati masa Adven bukan semata sebagai masa penantian, melainkan sebagai panggilan iman untuk menghadirkan Kristus secara nyata melalui pelayanan yang berbuah, penguatan keluarga, serta perlindungan terhadap perempuan, anak, dan generasi muda dari berbagai persoalan sosial, termasuk HIV/AIDS.
Ajakan tersebut disampaikan Gubernur saat menghadiri Pelantikan Dewan Pastoral Paroki (DPP) St. Yoseph Naikoten Kupang dalam Perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, pada Minggu (14/12/2025) pukul 09.00 WITA di Gereja Paroki St. Yoseph Naikoten Kupang.
Dalam homilinya, Mgr. Hironimus Pakaenoni menegaskan bahwa masa Adven bukan hanya masa penantian, melainkan masa sukacita yang mengutus umat untuk melayani. Pelantikan Dewan Pastoral Paroki, menurutnya, bukan sekadar pengangkatan pengurus, tetapi sebuah perutusan rohani untuk menghadirkan Kristus di tengah umat.
“Sukacita Adven bukan hanya perasaan, tetapi sebuah misi. Kita dipanggil bukan sekadar mengatur kegiatan Gereja, melainkan menjadi tanda kehadiran Kristus melalui pelayanan yang penuh kasih,” tegas Uskup Agung Kupang.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur NTT juga dilantik sebagai Penasihat Dewan Pastoral Paroki St. Yoseph Naikoten Kupang. Ia menegaskan bahwa kehadirannya bukan dalam kapasitas jabatan pemerintahan, melainkan sebagai umat Paroki St. Yoseph Naikoten dan saudara seiman.
Mengacu pada Injil Matius 11:2–11, Gubernur menekankan bahwa iman yang hidup harus terwujud dalam tindakan nyata yang membawa pemulihan dan harapan, khususnya bagi mereka yang kecil dan rentan.
“Iman tidak boleh berhenti pada kata-kata. Iman harus hadir dalam pelayanan nyata yang menyentuh persoalan hidup umat, termasuk persoalan sosial yang mengancam masa depan anak-anak kita,” ujar Gubernur.
Gubernur secara khusus menyoroti meningkatnya kasus HIV/AIDS di NTT yang kini telah menyentuh anak-anak usia remaja, bahkan usia sekolah menengah pertama (SMP). Ia menegaskan bahwa kondisi ini merupakan alarm serius bagi Gereja, keluarga, dan seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat pendidikan iman, moral, dan pendampingan bagi anak dan remaja.
“Ketika HIV/AIDS sudah menyentuh anak-anak usia sekolah, ini menjadi panggilan bersama bagi kita semua. Keluarga harus kembali menjadi benteng pertama pendidikan iman dan moral,” tegasnya.
Selain itu, Gubernur juga menyinggung tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga serta kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen penghuni lembaga pemasyarakatan merupakan pelaku kekerasan dalam rumah tangga, sehingga upaya pencegahan harus dimulai dari keluarga yang harmonis, beriman, dan penuh kasih.
Dalam konteks pelayanan pastoral, Gubernur mendorong Gereja untuk berperan aktif dalam memperkuat kemandirian ekonomi keluarga melalui pengembangan UMKM umat, koperasi paroki, serta gerakan ekonomi berbasis komunitas seperti One Village One Product (OVOP) dan One Church One Product (OCOP). Produk-produk umat diharapkan dapat dipasarkan melalui NTT Mart, Dapur Flobamora, dan berbagai jejaring ekonomi rakyat lainnya.
Mengakhiri sambutannya, dalam semangat Adven, Gubernur mengajak umat untuk menata kehidupan dan lingkungan menjelang musim hujan dengan menjaga kebersihan, merawat saluran air, serta menghidupkan kembali semangat gotong royong sebagai wujud tanggung jawab iman terhadap ciptaan Tuhan.
Pelantikan Dewan Pastoral Paroki St. Yoseph Naikoten Kupang ini menjadi momentum perutusan bagi Gereja untuk semakin hadir sebagai Gereja yang hidup, beriman, mandiri, peduli pada keluarga, serta melindungi generasi muda dari kekerasan dan HIV/AIDS sebagai tanda nyata kehadiran Kristus di tengah masyarakat. (Sys/ST)

