spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Gubernur NTT Paparkan Kepemimpinan Lokal sebagai Masa Depan Pariwisata Indonesia di Forum Nasional Bali

BALI – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan bahwa masa depan pariwisata Indonesia akan ditentukan oleh kekuatan kepemimpinan lokal dan kolaborasi antarprovinsi. Pesan itu ia sampaikan saat menjadi pembicara utama dalam forum nasional Tourism for Impact Conference 2025 yang digelar di Bali, Sabtu (11/10/2025).

Dalam sesi bertajuk “Local Leadership for the Future of Indonesia Tourism: Case from East Nusa Tenggara”, Gubernur Melki Laka Lena menekankan bahwa pembangunan sektor pariwisata yang berkelanjutan harus berpijak pada potensi daerah dan kearifan lokal.

Ia menjelaskan, berdasarkan Rancangan Teknokratik RPJMN 2025–2029, kawasan Bali–Nusa Tenggara telah ditetapkan sebagai Superhub Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusantara Bertaraf Internasional. Keputusan ini, kata Melki, menjadi peluang besar bagi tiga provinsi di kawasan tersebut untuk saling melengkapi potensi masing-masing: Bali sebagai pusat budaya dan pariwisata global, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai pusat wisata petualang dan lumbung pangan, serta Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai pusat pariwisata bahari dan wisata minat khusus bertaraf internasional.

“Arah pembangunan pariwisata NTT akan terus berpijak pada kekuatan lokal,” tegas Gubernur Melki. Ia memaparkan bahwa strategi utama pembangunan pariwisata di NTT mencakup pengembangan wisata alam dan budaya berbasis komunitas sebagai penggerak ekonomi rakyat, pelibatan generasi muda dan perempuan sebagai motor kreativitas lokal melalui pelatihan serta kampanye ekonomi kreatif, dan penguatan ekonomi masyarakat melalui pengembangan produk tenun ikat, kuliner khas, dan kriya tradisional. Semua sektor ini, menurutnya, bukan hanya warisan budaya, tetapi juga sumber penghidupan bagi banyak keluarga di NTT.

Meski begitu, Gubernur Melki mengakui masih terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi, antara lain promosi pariwisata yang belum optimal, keterbatasan sumber daya manusia dan kelembagaan pariwisata lokal, serta dukungan anggaran yang masih terbatas.

Karena itu, ia menegaskan pentingnya kolaborasi multipihak antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas lokal agar potensi besar pariwisata NTT dapat diwujudkan secara nyata dan berkelanjutan. “Kami ingin membangun pariwisata yang manfaatnya benar-benar dirasakan oleh rakyat. Pariwisata NTT harus bertumbuh dengan semangat keberlanjutan, kolaborasi, dan kesejahteraan bagi masyarakat,” pungkasnya.

Forum Tourism for Impact Conference 2025 menjadi ajang strategis bagi para pemimpin daerah, pelaku industri pariwisata, akademisi, dan organisasi internasional untuk berbagi praktik baik serta membahas arah pembangunan pariwisata nasional yang berdaya saing global dan berdampak sosial positif. (Sys/ST)

Editor: Agus S

Most Popular