spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Tiga Kali, Status Tetap Level IV Awas

FLORES TIMUR – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami tiga kali erupsi pada periode pengamatan 8–9 Agustus 2025. Aktivitas vulkanik gunung api tersebut masih tinggi, sehingga statusnya tetap berada di Level IV atau Awas.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan erupsi diawali dengan peningkatan gempa low frequency (LF) dan gempa tremor non-harmonik. “Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal, tinggi sekitar 300–700 meter dari puncak,” kata Wafid dalam laporan khusus perkembangan aktivitas, Sabtu (9/8) di Labuan Bajo.

Cuaca pada 9 Agustus terpantau cerah hingga berawan, suhu udara 19–31°C, angin lemah bertiup ke barat daya, barat, dan barat laut. Gunung api terlihat jelas, meski kadang tertutup kabut intensitas sedang. Berdasarkan data kegempaan 8–9 Agustus hingga pukul 12.00 WITA, tercatat satu kali gempa guguran, delapan kali gempa hembusan, 40 kali tremor non-harmonik, 21 kali gempa low frequency, empat gempa vulkanik dalam, empat gempa tektonik lokal, dan tujuh gempa tektonik jauh.

Analisis menunjukkan tren penurunan aktivitas vulkanik, namun sistem magmatik belum sepenuhnya stabil. Aktivitas saat ini didominasi gempa dangkal dan permukaan, terlihat dari meningkatnya gempa guguran akibat material lereng yang labil. Jumlah gempa hembusan yang masih fluktuatif menandakan jalur gas (conduit) ke kawah tetap terbuka. “Gas dapat keluar, terlihat sebagai asap tebal dengan tekanan sedang hingga kuat,” jelas Wafid.

Masih terpantau suplai magma baru yang ditandai gempa vulkanik dalam, meski intensitasnya melambat. Peningkatan signifikan tremor non-harmonik mengindikasikan aktivitas lebih dominan di permukaan. Pemantauan deformasi dengan tiltmeter lima hari terakhir menunjukkan pola fluktuatif, menandakan tubuh gunung belum stabil meski perlahan mengarah ke kestabilan.

Data GNSS pasca-erupsi 1 Agustus menunjukkan pola pengangkatan (uplift) melambat atau cenderung stagnan, menandakan sebagian material telah keluar dan tubuh gunung mulai mengalami deflasi. Namun suplai magma dari kedalaman masih berlangsung, sehingga tekanan internal belum sepenuhnya stabil. “Pergerakan magma dari kedalaman ke zona dangkal mulai berkurang dan belum ada suplai besar yang masuk,” tambah Wafid.

Dengan kondisi tersebut, Badan Geologi menetapkan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki tetap berada pada Level IV (Awas). (ant/ST)

Editor: Agus S

Most Popular