LABUAN BAJO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sebanyak 36 warga setempat terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) sepanjang Januari hingga September 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Manggarai, Jefrin Haryanto, mengatakan kasus HIV di wilayahnya terus menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Tercatat 39 kasus pada 2023 dan meningkat menjadi 51 kasus pada 2024.
“Masih ada kemungkinan kasus tahun 2025 bertambah dan melebihi tahun sebelumnya karena penemuan aktif kasus HIV masih terus berjalan hingga akhir tahun,” ujarnya, Jumat (17/10/2025).
Menurut Jefrin, sebagian besar penularan HIV disebabkan oleh hubungan seksual berisiko serta transmisi dari ibu ke bayi. Untuk menekan angka penularan, Dinkes Manggarai rutin melakukan konseling bagi orang dengan HIV (ODHIV) serta memastikan ketersediaan logistik pemeriksaan dan obat antiretroviral (ARV).
“Kami memastikan ketersediaan Rapid Tes Diagnostik dan obat ARV mencukupi agar pengobatan bisa segera dimulai setelah diagnosis ditegakkan,” katanya.
Hingga saat ini, pasien dengan HIV dan AIDS di Manggarai menjalani pengobatan rutin di RSUD Ruteng serta delapan Puskesmas dengan status PDP (Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan). Layanan tersebut juga menyediakan tes konseling dan pemeriksaan Viral Load untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan.
Selain itu, Dinkes Manggarai menerapkan pemeriksaan Early Infant Diagnosis (EID) bagi bayi yang lahir dari ibu ODHIV guna mencegah penularan sejak dini.
“Kami juga melakukan penelusuran kasus HIV yang lost to follow up serta menyediakan rumah singgah bagi ODHIV bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS,” jelasnya.
Jefrin mengimbau masyarakat agar selalu menjaga perilaku hidup sehat dan bertanggung jawab, terutama dalam hubungan seksual. Ia menekankan pentingnya kesetiaan pada satu pasangan serta penggunaan kondom pada hubungan berisiko.
“Jangan gunakan jarum suntik bergantian dan pastikan alat medis, tindik, maupun tato selalu steril,” tegasnya.
Masyarakat yang merasa berisiko atau memiliki gejala mencurigakan diminta segera melakukan tes Voluntary Counseling and Testing (VCT) di puskesmas atau rumah sakit. Pemerintah Kabupaten Manggarai telah menyediakan layanan tes dan konseling HIV di seluruh fasilitas kesehatan.
“Bagi ibu hamil, kami imbau agar memeriksakan diri sejak awal kehamilan untuk mencegah penularan kepada bayi. Dan yang tak kalah penting, hentikan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA karena mereka butuh dukungan, bukan penolakan,” tandasnya. (ant/ST)