JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta pemerintah daerah, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk memfokuskan penggunaan anggaran kesehatan ke arah kegiatan promotif dan preventif.
“Dana alokasi untuk kesehatan kalau bisa digunakan lebih ke arah promotif serta preventif, karena pengeluarannya akan lebih murah,” ujar Menkes Budi dalam rapat koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-NTT yang digelar secara daring dari Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Menurutnya, strategi menjaga masyarakat tetap sehat jauh lebih efisien dibanding terus-menerus membiayai pengobatan ketika warga sudah jatuh sakit.
“Selama ini program-program kita hanya fokus pada mengobati orang sakit, sehingga banyak anggaran yang keluar,” tegasnya.
Menkes menjelaskan, pendekatan promotif berkaitan dengan edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat agar menjalani pola hidup sehat. Sementara pendekatan preventif lebih diarahkan pada tindakan pencegahan agar masyarakat tidak mudah terserang penyakit.
Ia mencontohkan saat pandemi COVID-19, strategi promotif dilakukan melalui kampanye penggunaan masker, sedangkan strategi preventif dijalankan melalui program vaksinasi massal.
Budi juga menyebutkan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah kini mendorong Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai upaya deteksi dini. Program ini tidak hanya menyasar anak-anak, tapi juga masyarakat umum, termasuk yang sedang berulang tahun.
“Program ini merupakan bagian dari strategi preventif agar penyakit bisa dicegah lebih awal,” katanya.
Menkes berharap unit-unit kerja kesehatan di daerah turut memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan agar tidak jatuh sakit, serta mengarahkan program dan anggaran secara optimal untuk mendukung kebijakan nasional tersebut. (ant/ST)
Editor: Agus S