KUPANG, TTS – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi ditetapkan sebagai tuan rumah Indonesia–Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025, ajang budaya internasional yang akan digelar di Kupang pada 11–13 November 2025 mendatang.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan RI dengan misi memperkuat jejaring budaya dan diplomasi antarnegara di kawasan Pasifik–Oseania. Pemilihan NTT bukan tanpa alasan. Posisinya yang strategis sebagai “gerbang timur Indonesia” sekaligus “jembatan peradaban Melanesia di Asia Pasifik” menjadikan provinsi ini tempat yang dinilai paling tepat.
Dalam audiensi bersama tim Kementerian Kebudayaan, Minggu (26/10/2025) pagi, Gubernur NTT Melki Laka Lena menegaskan bahwa IPACS 2025 merupakan momentum emas bagi NTT untuk tampil di panggung dunia.
“NTT bukan hanya kaya budaya, tetapi juga siap menjadi pemain penting dalam diplomasi budaya internasional. Pemerintah provinsi tentu mendukung penuh penyelenggaraannya, termasuk membentuk tim koordinasi daerah,” tegas Gubernur Melki.
Politisi Partai Golkar itu menegaskan, IPACS bukan sekadar festival budaya, tetapi panggung diplomasi dari Timur Indonesia untuk dunia.
“Melalui budaya, kita ingin membangun solidaritas, membuka peluang ekonomi kreatif, dan memperkenalkan Flobamorata sebagai bagian penting dari peradaban Pasifik,” ujarnya.
Dengan semangat itu, Kupang siap menjadi jendela Indonesia menuju Asia Pasifik, menampilkan harmoni budaya dan semangat persaudaraan dari Timur Indonesia untuk dunia.
Sementara itu, Direktur Diplomasi Budaya Kementerian Kebudayaan RI, Dr. Ratna Ayuningtyas, menjelaskan bahwa IPACS 2025 merupakan bagian dari strategi diplomasi budaya Indonesia di kawasan Pasifik.
“Kami ingin memperkuat koneksi budaya antara Indonesia dengan negara-negara Pasifik. NTT menjadi representasi terbaik dari akar budaya Melanesia yang hidup, hangat, dan terbuka untuk kolaborasi,” ujar Ratna.
Ia menambahkan, Kupang bukan hanya menjadi tempat pertemuan, tetapi simbol jembatan budaya antara Asia dan Pasifik.
Menariknya, sebelum acara puncak, akan digelar Residensi Budaya Internasional pada 3–10 November 2025. Dalam kegiatan ini, para seniman dari berbagai negara Pasifik akan tinggal di Kupang dan berkolaborasi dengan pelaku budaya lokal dalam bidang kerajinan bambu, musik, dan tari tradisional. Hasil karya kolaboratif tersebut akan ditampilkan di panggung utama IPACS.
Sedikitnya 17 negara diundang, dan 10 di antaranya telah mengonfirmasi hadir, termasuk beberapa Menteri Kebudayaan negara Pasifik. Hal ini menjadi bukti pengakuan dunia terhadap posisi strategis NTT sebagai pusat interaksi budaya kawasan Pasifik.
Rangkaian Agenda IPACS 2025:
- 3–10 November: Residensi Budaya Internasional – kolaborasi seniman Pasifik dan NTT di bidang kerajinan, musik, dan tari.
- 11 November: Pembukaan resmi di Lippo Plaza Kupang dengan parade budaya lintas negara.
- 12 November: Forum Diplomasi Budaya dan Ekonomi Kreatif – melibatkan akademisi, komunitas, dan perwakilan kementerian negara peserta.
- 13 November: Pentas Budaya Nusantara–Pasifik dan Malam Penutupan menampilkan karya kolaboratif serta deklarasi “Kupang Cultural Bridge to the Pacific.” (Sys/ST)

