SOE, TTS – Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menggelar karnaval dan pawai pembangunan dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-80 sekaligus menyambut HUT Kota SoE ke-103, Rabu (27/8/2025). Sebanyak 165 peserta turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Pelepasan peserta dilakukan langsung oleh Bupati TTS, Eduard Markus Lioe, di depan kantor bupati. Rute karnaval dimulai dari kantor bupati melewati Gudang Dolog, Perempatan Gereja Imanuel Kesetnana, Kantor Dinas Pertanian, Pertigaan Kodim 1621/TTS, GOR Nekmese, Perempatan Toko Segera, Perempatan Bank NTT, dan berakhir di Terminal SoE.
Pantauan siarantimor.com, barisan awal peserta menampilkan bendera Merah Putih, busana adat, tarian daerah, hingga karya pembangunan dari berbagai OPD lingkup Pemda TTS. Namun setelah itu, suasana berubah drastis. Barisan komunitas pemuda menghadirkan sound system dan lighting layaknya pertunjukan disko, lengkap dengan dentuman musik keras serta lampu warna-warni.
Sejumlah anak muda bahkan anak-anak tampak ikut berjoget di tengah suasana yang menyerupai lantai diskotik. Ironisnya, ada pula peserta yang kedapatan mengonsumsi minuman beralkohol. Kondisi tersebut berujung pada kericuhan dan aksi adu jotos antarpeserta. Beruntung, aparat TNI-Polri cepat bertindak melerai dan meredam situasi.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Bupati Eduard Markus Lioe menekankan bahwa karnaval ini harus dimaknai sebagai wujud nyata partisipasi masyarakat dalam semangat gotong royong, kreativitas, dan cinta tanah air.
“Kegiatan pawai pembangunan dan karnaval ini bukan sekadar hiburan atau arak-arakan semata, tetapi wadah mengekspresikan semangat kebersamaan sekaligus menampilkan capaian pembangunan, potensi budaya, serta kearifan lokal TTS,” ujarnya.
Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada panitia, peserta, serta masyarakat yang telah mendukung kelancaran acara, seraya berharap kegiatan berjalan aman, tertib, dan menghibur masyarakat.
Namun, anggota DPRD NTT, David Imanuel Boimau, justru mempertanyakan dampak nyata dari karnaval tersebut bagi pembangunan daerah.
“Pertanyaan pentingnya adalah apa dampak karnaval ini terhadap pembangunan di TTS? Berapa banyak orang luar yang datang dan membeli produk lokal yang ditampilkan? Kalau hanya ramai tanpa memberi dampak ekonomi, ya miris juga,” komentarnya melalui sebuah grup WhatsApp. (sys/ST)