KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, membuka secara resmi Persidangan Wilayah Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) NTT Tahun 2025, yang berlangsung di Aula GMIT Center, Kupang, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh penting di NTT, antara lain Ketua DPRD NTT Emilia Nomleni, Uskup Agung Kupang Mgr. Hironimus Pakaenoni, Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Samuel Pandie, Ketua PGWI NTT Pdt. Mery Kolimon, serta Sekretaris Umum Lembaga Alkitab Indonesia, Sigit Prayono. Hadir pula utusan sinode dari berbagai denominasi gereja, lembaga mitra, serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan Gereja dalam membangun karakter, pendidikan keluarga, serta moralitas masyarakat NTT.
“Gereja memiliki peran strategis dalam menumbuhkan nilai-nilai kasih, kejujuran, dan tanggung jawab yang menjadi fondasi pembangunan manusia,” tegas Gubernur Melki.
Ia mencontohkan kolaborasi antara GMIT dan Bank Indonesia melalui program GG Mart, yang memberdayakan ekonomi jemaat dan sejalan dengan semangat program pemerintah One Village One Product (OVOP).
“Inilah bentuk nyata bagaimana iman bisa diwujudkan dalam tindakan yang memperkuat ekonomi lokal,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mengungkapkan bahwa Pemprov NTT tengah menyiapkan Peraturan Gubernur tentang Jam Belajar Anak di Rumah, yang mendorong keluarga untuk meluangkan waktu antara pukul 17.30–19.00 WITA sebagai waktu bersama untuk belajar, beribadah, dan berinteraksi di rumah.
“Saya yakin pendidikan karakter harus dimulai dari rumah, diperkuat oleh Gereja dan sekolah, agar anak-anak NTT tumbuh dengan nilai kasih dan tanggung jawab,” kata Gubernur Melki.
Ia berharap Persidangan Wilayah PGIW NTT menjadi ruang refleksi dan koordinasi pelayanan Gereja dalam lima tahun ke depan, serta memperkuat peran Gereja dalam menghadapi berbagai isu sosial seperti kemiskinan, perlindungan anak dan perempuan, literasi digital, serta pelestarian lingkungan.
“Gereja bukan hanya menyelamatkan jiwa, tetapi juga membangun peradaban kasih di bumi Flobamorata,” tandasnya.
Gubernur Melki menutup sambutannya dengan harapan agar seluruh rangkaian persidangan berjalan dalam suasana persaudaraan dan tuntunan Roh Kudus, menghasilkan keputusan yang membawa berkat bagi Gereja dan masyarakat NTT. (Sys/ST)

