spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Produktivitas Pertanian NTT Naik, Petani Alami Surplus

KUPANG – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengklaim berhasil meningkatkan produktivitas pertanian melalui program intensifikasi tanaman pangan. Gubernur NTT, Melki Laka Lena, menyebut hasil nyata terlihat pada semester pertama 2025, di mana produktivitas padi mencapai 4,12 ton per hektare dan jagung 2,78 ton per hektare.

Melki menjelaskan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan terus mengembangkan komoditas utama seperti padi, jagung, hortikultura, dan perkebunan dengan strategi intensifikasi, ekstensifikasi, serta pemanfaatan teknologi. Langkah itu meliputi penggunaan benih unggul, pemupukan tepat dosis, penerapan irigasi tetes, pengendalian hama terpadu, hingga dukungan alat dan mesin pertanian.

Untuk hortikultura, produksi bawang putih pada 2025 meningkat menjadi 152,3 ton dibandingkan 151,1 ton pada 2024. Cabai besar naik dari 1.282,5 ton pada 2024 menjadi 1.367,5 ton di 2025. Namun produksi bawang merah turun dari 8.104,5 ton di 2024 menjadi 8.038,5 ton pada 2025, begitu pula cabai rawit yang turun dari 11.288,5 ton menjadi 9.685,7 ton.

Sektor perkebunan menunjukkan tren positif. Produktivitas kelapa naik menjadi 786 kg/hektare dari 780 kg/ha, jambu mente 611 kg/ha dari 606 kg/ha, kopi robusta 526 kg/ha dari 441 kg/ha, kopi arabika melonjak menjadi 736 kg/ha dari 526 kg/ha, dan kakao meningkat menjadi 631 kg/ha dari 613 kg/ha.

Capaian ini turut mendorong kenaikan Indeks Harga Petani (IHP) dari 115,37 pada 2024 menjadi 119,01 di 2025. IHP di atas 100 menunjukkan petani mengalami surplus karena harga produksi naik lebih tinggi dibandingkan harga konsumsi, sehingga pendapatan petani tumbuh lebih cepat daripada pengeluaran.

“Selain itu, kita juga terus mendorong keterlibatan para penyuluh pertanian dalam mendampingi para petani untuk meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian,” kata Melki di Kupang, Rabu (20/8/2025).

Sebagai bentuk dukungan, Pemprov NTT pada 2025 mengalokasikan anggaran biaya operasional penyuluh sebesar Rp260 ribu per bulan untuk 1.918 penyuluh di seluruh NTT. (ant/ST)

Editor: Agus S

Most Popular