KUPANG – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama Semester I tahun 2025 mencapai Rp1,36 triliun. Kredit tersebut diberikan kepada 31.958 debitur di berbagai kabupaten/kota di NTT.
“Realisasi penyaluran KUR pada Semester I 2025 adalah sebesar Rp1,36 triliun bagi 31.958 debitur di wilayah NTT,” ungkap Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi NTT, Adi Setiawan, di Kupang, Jumat (1/8/2025).
Adi menjelaskan bahwa program KUR merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat mengakses pembiayaan melalui APBN. Pemerintah memberikan subsidi bunga kepada pelaku usaha, dengan penyaluran dilakukan melalui lembaga perbankan.
Dari total penyaluran tersebut, skema KUR mikro menjadi yang terbesar dengan realisasi sebesar Rp965,32 miliar kepada 30.269 debitur.
Jika dilihat berdasarkan wilayah, penyaluran terbesar terjadi di Kota Kupang, dengan total Rp147,38 miliar untuk 1.905 debitur.
Sementara dari sisi sektor usaha, perdagangan besar dan eceran menjadi sektor paling dominan dalam penyaluran KUR, yaitu sebesar Rp751,18 miliar kepada 15.628 debitur.
Selain KUR, pemerintah juga menyalurkan Kredit Ultra Mikro (UMi) melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Hingga 30 Juni 2025, realisasi penyaluran UMi di NTT mencapai Rp165,41 miliar kepada 35.531 debitur.
Wilayah dengan penyaluran UMi terbesar adalah Kabupaten Manggarai, dengan total Rp17,53 miliar kepada 3.571 debitur.
“Untuk sektor usaha, perdagangan besar dan eceran kembali menjadi sektor terbesar dalam penyaluran UMi, yakni Rp165,23 miliar kepada 35.513 debitur,” ujar Adi.
Program KUR dan UMi ini menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong inklusi keuangan dan penguatan UMKM di wilayah timur Indonesia, khususnya di Provinsi NTT. (ant/ST)
Editor: Agus S