spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tour de EnTeTe Dongkrak Popularitas Wisata NTT di Mata Dunia

LABUAN BAJO – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menyatakan ajang balap sepeda internasional Tour de EnTeTe memberikan dampak signifikan bagi promosi pariwisata di daerah tersebut. Menurutnya, banyak destinasi wisata NTT yang semakin dikenal luas karena liputan ajang sport tourism kelas dunia itu.

“Dengan adanya Tour de EnTeTe, pariwisata kita mendapat efek langsung. Orang akan melihat keindahan NTT,” kata Melki Laka Lena di Labuan Bajo, Minggu (21/9).

Gubernur yang akrab disapa Melki itu menuturkan, bukan hanya masyarakat umum yang semakin mengenal spot wisata NTT, tetapi juga para peserta balap sepeda yang berasal dari 13 negara. “Para peserta saja sampai bilang, ‘ampun deh lihat-lihat NTT’. Pemandangan seperti ini tidak mereka temukan di tour lain, bahkan di ajang internasional sekalipun sulit ditemukan,” ungkapnya.

Sejak etape pertama yang dimulai pada 10 September 2025 hingga etape kesepuluh di Labuan Bajo, antusiasme masyarakat terlihat tinggi. Melki menilai hal ini sebagai momentum penting untuk menunjukkan bahwa Indonesia timur, khususnya NTT, mampu menjadi tuan rumah event olahraga bertaraf dunia. “Kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan bagi NTT dan bagi Indonesia dalam menyelenggarakan sport tourism sepeda internasional,” ujarnya.

Ia optimistis usai gelaran Tour de EnTeTe, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di NTT akan semakin dikenal. “Kalau kita lihat media sosial hari ini, spot-spot wisata NTT muncul semua. Dampak paling konkret adalah pariwisata kita meledak, sehingga banyak orang akan datang ke NTT di berbagai daerah,” katanya menegaskan.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Dwi Marhen Yono, menambahkan event olahraga berbasis sport tourism terbukti mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Menurutnya, balap sepeda Tour de EnTeTe menjadi sarana efektif untuk mempromosikan atraksi wisata di NTT. “Alasan orang berwisata pertama karena seni budaya, kedua kuliner, dan ketiga adalah event,” jelasnya.

Dalam etape kesepuluh yang menjadi penutup ajang ini, pembalap asal Aljazair, Youcef Reguigui, keluar sebagai juara dengan catatan waktu 3 jam 49 menit 1 detik. Ia mengungguli dua pembalap Filipina, Emanuel Dave Samonte Montemayor di posisi kedua dan Ronnilan Villa Quita di posisi ketiga.

Untuk kategori khusus, Best Indonesian Rider diraih Muhamad Herlangga, sementara Best Young Rider jatuh kepada Muhamad Syelhan Nurahmat yang konsisten naik podium sejak etape kedua. (ant/ST)

Editor: Agus S

Most Popular