spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

PLN Pasang SuperSUN Perdana di Pulau Timor, Terangi Rumah Warga Terpencil

KUPANG – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk pertama kalinya memasang jaringan listrik dengan inovasi SuperSUN di Pulau Timor. Teknologi berbasis tenaga surya ini digunakan untuk menerangi tiga rumah warga di Dusun 3, Desa Camplong 2, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, yang selama ini sulit dijangkau jaringan listrik konvensional.

General Manager PLN UIW NTT, F. Eko Sulistyono, mengatakan pemasangan perdana ini menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan energi warga yang tinggal terpencar dengan tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur. “Daerah ini memang sulit mendapat akses listrik, sehingga SuperSUN menjadi jawaban untuk mengatasi keterbatasan jaringan,” ujarnya di Kupang, Kamis (14/8/2025).

Tiga rumah yang menjadi sasaran pemasangan SuperSUN terletak berjauhan satu sama lain, dengan jarak sekitar empat kilometer dari jaringan PLN terdekat. Menurut Eko, kondisi ini menjadi tantangan besar untuk pemasangan listrik konvensional. “PLN terus berinovasi agar listrik berkeadilan dapat dinikmati seluruh masyarakat, termasuk yang jauh dari jaringan eksisting,” katanya.

Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Kupang, Simi E. Lapebesi, menjelaskan bahwa SuperSUN memanfaatkan tenaga surya dengan sistem penyimpanan energi yang terintegrasi dengan kWh meter PLN. Perangkat ini dirancang khusus untuk menjangkau lokasi terisolir yang belum tersentuh listrik karena jarak maupun medan. Ia berharap inovasi ini menjadi pintu masuk penyediaan listrik mandiri di pelosok dan dapat direplikasi di wilayah lain di NTT yang memiliki kondisi serupa.

Kehadiran SuperSUN diharapkan mendukung pemerataan akses energi sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil. Salah satu penerima manfaat, Dahya Kake, mengaku bersyukur karena untuk pertama kalinya rumahnya terang oleh lampu listrik. “Terima kasih kepada PLN, sekarang kami bisa memakai lampu dan mengisi daya HP di rumah,” ucapnya.

Vita, seorang pelajar setempat, mengatakan sebelum adanya listrik, ia belajar malam hari hanya dengan lampu pelita dan harus mengisi daya telepon genggam di rumah kerabat di Camplong. “Sekarang kami bisa belajar malam dengan aman dan tidak perlu ke Camplong lagi,” katanya. (ant/ST)

Editor: Agus S

Most Popular