KUPANG – PT Angkasa Pura Indonesia (Injourney Airports) Cabang Bandara El Tari Kupang menegaskan kesiapan penuh dalam menampung maskapai penerbangan baru yang hendak membuka rute ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Kapasitas apron yang tersedia dinilai cukup besar untuk mendukung rencana ekspansi penerbangan, sekaligus memperkuat peran Kupang sebagai hub penerbangan di kawasan timur Indonesia.
General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara El Tari Kupang, Aidhil Philip Julian, menjelaskan saat ini bandara memiliki 15 parking stand yang mampu menampung pesawat tipe narrow body seperti Boeing 737 dan Airbus A320. “Kita justru sudah siap. Dengan 15 parking stand yang tersedia, El Tari mampu menampung penerbangan baru yang masuk,” ungkapnya, Jumat (19/9/2025).
Kesiapan itu disampaikan Philip usai penerbangan perdana Super Air Jet yang membuka rute langsung Kupang–Jakarta dan Jakarta–Kupang tanpa transit. Menurutnya, selain Super Air Jet, pihaknya juga tengah menjajaki kerja sama dengan Garuda Indonesia serta sejumlah maskapai lain untuk membuka jalur penerbangan baru.
“El Tari sejak lama menjadi hub penerbangan di NTT. Dengan kapasitas parkir pesawat yang ada, kami sangat siap menyambut maskapai baru sekaligus memperkuat konektivitas udara wilayah timur Indonesia,” jelasnya.
Tidak hanya apron, PT Angkasa Pura juga tengah mempersiapkan revitalisasi terminal internasional Bandara El Tari yang sudah lima tahun terakhir tidak digunakan. Revitalisasi ini diarahkan untuk mendukung rencana pembukaan kembali penerbangan internasional ke Dili (Timor Leste) dan Darwin (Australia).
“Secara fasilitas keselamatan, El Tari sudah berstandar internasional. Revitalisasi terminal internasional akan semakin memperkuat kesiapan Kupang melayani penerbangan luar negeri,” tegas Philip.
Ia menambahkan, pihaknya terus menjalin koordinasi dengan berbagai maskapai, termasuk AirAsia dan maskapai baru seperti Fly Jaya, guna memperluas jaringan penerbangan Kupang ke kota-kota besar di wilayah barat Indonesia.
Dengan langkah tersebut, El Tari diharapkan mampu menjadi pintu masuk strategis sekaligus simpul utama konektivitas udara, tidak hanya bagi masyarakat NTT, tetapi juga untuk membuka akses lebih luas ke pasar internasional. (ant/ST)
Editor: Agus S