KUPANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat, khususnya pengguna transportasi laut, agar mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada periode 22–25 September 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang, Yandri Anderudson Tungga, mengatakan gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di sejumlah wilayah perairan. Lokasi yang terdampak meliputi Selat Sape bagian utara dan selatan, Selat Flores-Lamakera, Selat Pantar, Selat Alor, perairan selatan Flores, perairan selatan Alor-Pantar, serta Selat Sumba bagian timur. Potensi serupa juga dapat terjadi di Laut Sawu, Selat Ombai, perairan utara Sabu-Raijua, perairan utara Timor, perairan utara Kupang-Rote, Selat Pukuafu, perairan selatan Sabu-Raijua, dan perairan selatan Timor-Rote.
Selain itu, terdapat dua wilayah yang berpotensi dilanda gelombang lebih tinggi, mencapai 2,5 hingga 4 meter, yakni perairan selatan Sumba dan Selat Sumba bagian barat. Menurut Yandri, kondisi ini dipengaruhi oleh pola angin di wilayah NTT yang umumnya bergerak dari tenggara menuju barat daya dengan kecepatan antara 6 hingga 22 knot. “Kecepatan angin tertinggi di sejumlah wilayah berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut,” jelasnya.
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini yang berlaku hingga Kamis (25/9) pukul 08.00 WITA. Peringatan itu ditujukan bagi para pengguna transportasi laut agar lebih berhati-hati. Nelayan dengan perahu kecil disarankan waspada apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter. Bagi operator kapal tongkang, kewaspadaan diperlukan jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan gelombang setinggi 1,5 meter.
Yandri menegaskan, masyarakat diminta senantiasa memantau informasi resmi dan terkini dari BMKG sebelum melaut. “Keselamatan menjadi hal utama, sehingga informasi peringatan ini harus benar-benar diperhatikan,” tegasnya. (ant/ST)

