spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Efek Keracunan, Dapur Soe 1 Ditutup

SOE, TTS – Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengambil langkah cepat pasca insiden keracunan makanan yang menimpa 384 anak dan guru setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disiapkan oleh SPPG Dapur Kota Soe 1. Bupati TTS Eduard Markus Lioe memutuskan menghentikan sementara seluruh aktivitas dapur tersebut hingga waktu yang belum ditentukan.

Dalam keterangannya, Bupati Lioe memerintahkan Koordinator Wilayah MBG Kabupaten TTS untuk menonaktifkan sementara SPPG Dapur Kota Soe 1 sebagai tindak lanjut atas kejadian keracunan yang terjadi pada 3 Oktober 2025. Ia juga menginstruksikan agar peristiwa ini segera dilaporkan kepada Koordinator Wilayah Provinsi NTT guna dilakukan evaluasi dan pembenahan menyeluruh terhadap sistem pengelolaan dapur MBG di daerah itu.

“Untuk sementara SPPG Dapur Kota Soe 1 tidak lagi melayani pendistribusian MBG hingga waktu yang tidak ditentukan. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut kasus keracunan makanan yang terjadi pada 3 Oktober lalu,” tegas Bupati Lioe dalam jumpa pers di Kantor Bupati TTS, Senin (6/10/2025), yang turut dihadiri Forkopimda, Sekda TTS Edison Sipa, Kadis Kesehatan Ria Tahun, Direktur RSUD Soe dr. Erwin Leo, serta sejumlah pejabat eselon II.

Bupati menjelaskan, hingga kini hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan MBG masih belum diterima. “Hasil laboratoriumnya belum keluar, kita masih menunggu,” ujarnya. Ia juga menyoroti dampak psikologis yang dialami anak-anak dan keluarga korban, serta memastikan pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memberikan pendampingan trauma bagi para siswa yang terdampak. “Soal trauma psikologis ini sudah kita bahas di tingkat Satgas MBG Kabupaten dan menjadi prioritas penanganan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD TTS Mordekay Liu menyatakan dukungan penuh terhadap langkah tegas yang diambil Bupati TTS. Menurutnya, penghentian sementara operasional Dapur Kota Soe 1 adalah langkah yang tepat sambil menunggu hasil investigasi lengkap. Ia menegaskan bahwa DPRD juga mendorong Satgas MBG Kabupaten untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan meningkatkan pengawasan terhadap seluruh dapur penyedia MBG agar kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.

Terkait kemungkinan adanya pemanggilan dari DPRD terhadap pihak Koordinator MBG Kabupaten maupun pengelola SPPG Dapur Kota Soe 1, Mordekay menilai hal itu tidak diperlukan. Ia menjelaskan bahwa Satgas MBG telah melaksanakan rapat evaluasi dan menetapkan langkah-langkah strategis penanganan serta antisipasi ke depan. “Saya juga bagian dari Satgas MBG Kabupaten. Kita sudah rapat evaluasi dan sudah ada langkah penanganan serta antisipasi, jadi DPRD tidak perlu melakukan pemanggilan lagi,” ujarnya.

Kasus keracunan massal yang terjadi pada Jumat (3/10/2025) menimpa pelajar dan guru dari berbagai sekolah di Kota Soe. Total 384 korban tersebut berasal dari sejumlah lembaga pendidikan dan posyandu, yakni SD GMIT Soe 2 sebanyak 202 orang, SD Inpres Oenasi 70 orang, SD Inpres Soe 29 orang, SD Advent 13 orang, TK Oenasi 20 orang, SMP Advent 12 orang, SMA Karya 9 orang, SDI Maleset 6 orang, Posyandu Kota Baru 6 orang, SMK Kristen 6 orang, Posyandu Bhayangkari 3 orang, TK Advent 2 orang, PAUD Cendana 2 orang, Posyandu Maleset 2 orang, Posyandu Nonohonis 1 orang, dan TK Ora Et Labora 1 orang.

Seluruh korban telah mendapatkan perawatan di tiga posko utama, yakni SD GMIT Soe 2, halaman Kantor Dinas PRKP, dan RSUD Soe. Berdasarkan laporan terakhir, seluruh korban telah dinyatakan sembuh. (sys/ST)

Most Popular